welcomee


Glitterfy.com - Welcome Glitter Graphics


i dont wanna make dissapointed you again FARANT :*




L
is for the way you look at me

O is for the only one I see
V is very-very extraordinary, and
E is even more than anyone that you’re adore





search

Tuesday, October 12, 2010

asoe buat MONICA LEWINSKY dasar cewee gabener



BP unyuunyuu :D

Setelah Badai Itu Reda
Gosip menerjang rumah tangga mereka. Skandal Bill dan Monica Lewinsky menjadi bulan-bulanan pers, namun Hillary berdiri tegak di samping suaminya. Karena terlalu cinta?

TENTANG MONICA LEWINSKI
Siapa pun tahu, Hillary adalah seorang feminis. Secara konsisten ia memperjuangkan kesetaraan dan keadilan bagi kaum wanita, baik di tengah masyarakat maupun di dalam keluarga. Hillary juga seorang wanita yang cerdas, berpendidikan tinggi, dan mampu mandiri secara finasial. Namun, lepas dari dia seorang feminis atau konservatif, wanita mana yang tak terluka dan terhina bila sang suami mengkhianati dan membagi cintanya pada wanita lain?

Tetapi, mengapa Hillary dengan mudah bisa memaafkan Bill Clinton setelah sang suami ketahuan berselingkuh dengan sejumlah wanita? Bukan cuma itu, Hillary bahkan dengan tegar dan gagah membela suaminya di tengah serbuan olok-olok saru dan tekanan politis akibat skandal seks yang dilakukan suaminya dengan seorang gadis muda pegawai honorer di Gedung Putih bernama Monica Lewinski . Padahal, olok-olok itu mengeksploitasi kegiatan oral seks yang dilakukan Clinton dan Lewinski di ruang kerja presiden, Oval Office, di Gedung Putih. Padahal lagi, ruang kerja Hillary berada di sayap gedung yang sama, tapi di lantai dua.

Dalam memoarnya, secara terus terang Hillary mengakui bahwa sebelumnya ia memang tidak percaya bahwa skandal seks Bill dengan Monica benar-benar terjadi tapi ia percaya bahwa berita tentang skandal-skandal suaminya dengan wanita-wanita lain, seperti Paula Jones, Gennifer Flowers, Dolly Kyle Browning, dan lainnya, hanya isapan jempol belaka. Ia semula menganggap bahwa sensasi-sensasi itu sengaja dilempar oleh kubu oposan untuk menjatuhkan suaminya.

“Aku merasa sudah mengenalnya luar-dalam. Kadang-kadang Bill memang suka bersikap ‘terlalu ramah’ pada orang lain, termasuk pada kaum wanita. Sering kali aku menegurnya, karena sikapnya itu bisa ditafsirkan macam-macam, meskipun itu memang sikap naturalnya. Aku begitu percaya pada Bill. Aku tak percaya bahwa dia tega membohongiku. Tapi, sekali itu ternyata aku keliru,” tulis Hillary.

Ketika kasus Monica Lewinski meledak, Bill memang bersikeras menyangkalnya. Bukan hanya kepada Hillary, tapi juga kepada orang-orang kepercayaannya, termasuk para penasihat politiknya. Seperti biasa, Hillary lebih percaya kepada suaminya.

Sampai pada suatu titik, Kongres bermaksud mengajukan Bill ke pengadilan dengan tuduhan memaksa Monica untuk bersaksi palsu di pengadilan. Kalau sampai terbukti Bill melakukan hal itu, maka ancaman impeachment dipecat dari jabatan presiden akan menimpanya.

Dalam memoarnya, Bill mengakui bahwa selama berhari-hari ia tak bisa tidur. Bukan karena ancaman impeachment itu karena ia merasa tak pernah meminta Monica melakukan sumpah palsu, melainkan karena ia membayangkan bahwa apabila ia diajukan ke pengadilan, maka Monica pun pasti akan diajukan sebagai saksi. Berada di bawah sumpah, sudah pasti Monica akan membeberkan apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka berdua. Membayangkan hal itu, Bill akhirnya tak tahan lagi.

“Pada pukul dua pagi, aku membangunkan Hillary. Untuk sekian lama aku tak bisa bicara. Aku tak sampai hati melihat sorot matanya yang kebingungan karena tiba-tiba kubangunkan di tengah malam. Akhirnya aku menguatkan hati. Kukatakan padanya bahwa selama ini aku telah membohonginya. Bahwa sebenarnya aku memang pernah punya hubungan yang tak semestinya dengan Monica Lewinski. Hillary tampak seperti orang yang baru saja ditinju mukanya,” tulis Bill dalam memoarnya.

Sejauh mana yang disebutnya sebagai ‘indecent relationship’ hubungan yang tak senonoh dengan Monica, ia tak menjelaskannya lebih jauh, demikian juga Hillary. Hillary hanya mengatakan dalam bukunya bahwa dalam kemarahannya itu, ia sengaja membalaskan dendamnya dengan memaksa suaminya untuk mengatakan sendiri semua itu kepada putri mereka, Chelsea, dan Bill langsung menangis. Itulah yang paling ditakuti Bill: harus bertanggung jawab terhadap putrinya. “Aku takut kehilangan cinta dan respek dari putriku sendiri,” tulis Bill.

Apakah akhirnya Bill jadi bicara dengan Chelsea, tak ada yang tahu. Baik Bill maupun Hillary tak menjelaskannya lebih jauh. Hanya, Bill mengakui bahwa hingga tiga bulan sesudahnya, ia terpaksa harus tidur di sofa di ruang kecil sebelah kamar tidur mereka. Setiap kali Bill hendak memasuki kamar pada malam hari, Hillary buru-buru menguncinya. Mereka juga tak saling bicara, kecuali dalam pertemuan-pertemuan resmi, sekadar untuk basa-basi.

Setelah membuat pengakuan kepada istri dan orang-orang kepercayaannya, Bill Clinton secara resmi membuat pernyataan pers, yang intinya menyatakan bahwa ia mengakui telah terlibat hubungan yang tak pantas dengan Monica Lewinski, bahwa ia sangat menyesalinya, dan ia meminta maaf dengan tulus kepada keluarganya, kepada orang-orang yang selama ini telah memberinya kepercayaannya, dan kepada seluruh rakyat Amerika. Ia juga minta maaf kepada Monica dan keluarganya.

Untunglah rakyat Amerika bisa menerima permintaan maafnya. Apalagi, harus diakui, selama pemerintahan Clinton, perekonomian Amerika menunjukkan peningkatan yang menonjol. Tuntutan impeachment pun dibatalkan.

Lantas, bagaimana Bill dan Hillary memperbaiki hubungan suami-istri mereka? Baik Bill maupun Hillary mengakui bahwa hal itu tidaklah mudah. Selama setahun lebih mereka rutin menjalani konsultasi, baik ke konsultan perkawinan maupun ke para pendeta.

“Terus terang, sangat sulit membangun kembali kepercayaan yang sudah telanjur dikhianati. Tapi, kami menyadari bahwa keutuhan keluarga sangatlah berarti bagi kami berdua. Pada dasarnya kami berdua masih saling sangat mencintai dan saling membutuhkan. Kami juga tak ingin Chelsea harus menjadi korban kalau kami brdua berpisah. Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan, demikian pula suamiku dan aku sendiri, meski dalam bentuk yang berbeda. Cinta adalah juga kesediaan untuk mmemaafkan. Aku bersyukur bahwa pada akhirnya kami bisa melewati semua cobaan berat itu, " tulis Hillary.

No comments:

Post a Comment